Minggu, 17 September 2017

Pendadaran calon warga baru dan pawai trophy juara

PSHTKUTAITIMUR.OR.ID Pendadaran calon warga Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Kutai Timur yang diadakan serentak menjadi tiga zona pada tanggal (17/9) yang diikuti 265 peserta calon warga berjalan sesuai rencana.

Namun, pada tahun ini terlihat berbeda dari tahun-tahun lalu. Setelah dua tahun berturut-turut PSHT Cabang Kutai Timur memenangkan kejuaraan yang diadakan oleh IPSI Kabupaten Kutai Timur.


Tahun ini dalam kejuaraan Kapolres Cup 1 PSHT Kutim menjadi juara umum setelah menyabet 11 medali emas.

Setelah pendadaran selesai acara ditutup dengan acara pawai trophy yang pernah dimenangkan.

Mas virgo selaku ketua panitia bersama team atlet dan pengurus ranting sepakat jika setelah penutupan acara pendadaran calon warga ada pawai keliling kota sangatta.

"Kita perguruan besar dan kita juga mempunyai mental juara," ucapnya.

Dalam moment ini Mas didik selaku ketua ranting dan tuan rumah pendadaran calon warga baru tahun 2017 sepakat jika acara ini di tutup dengan acara pawai keliling dan hal itu diamini oleh Mas H. Suyatno selaku ketua PSHT Cabang KutaiTimur.

Pak Uce Prasetyo Ketua IPSI Kabupaten Kutai Timur memberikan semangat dan selamat kepada PSHT Kutai Timur yang disampaikan sesaat sebelum pelepasan pawai yang diikuti kurang lebih 500 warga PSHT Kutai Timur. (Purjianto)

Senin, 11 September 2017

PSHT juara umum kejuaraan Kapolres Cup 1 tahun 2017

Kejuaraan Kapolres Cup 1 yang diadakan IPSI Kabupaten Kutai Timur tanggal 9-10 September yang dibuka langsung oleh Bupati Kutai Timur Ismunandar begitu meriah yang diikuti 8 perguruan yang bernaung dibawah IPSI Kabupaten Kutai Timur.

Ismunandar mendukung penuh kejuaraan ini, dia harapkan atlet-atlet pencak silat dari Kutai Timur bisa menjadi wakil disetiap event baik lokal maupun nasional.

"Bukan cuma juara disini saja, harus sampai nasional dan saya mendukung penuh untuk kemajuan pencak silat Kutai Timur" tegasnya.

Uce Prasetyo selaku Ketua IPSI Kabupaten Kutai Timur optimis jika kompak dan terbuka pencak silat Kutai Timur jaya sampai ke nasional.

"Saya yakin jika kita transparan dalam mengelola, kedepannya pencak silat Kutai Timur bisa berjaya" ucapnya.

Kejuaraan yang dilaksanakan selama 2 hari tersebut PSHT Cabang Kutai Timur keluar menjadi juara umum dengan perolehan medali sebanyak 11 emas.

Mas dedi andriyan selaku Manager Team atlet dari PSHT dari awal sudah optimis jika anak didiknya bakal menjadi juara.

Team atlet yang digawangi oleh mas Dedi Andriyan, mas Asep, mas Andiyono, mas Slamet dan beberapa warga PSHT terlihat sumringah saat pengumuman pemenang yang diumumkan oleh panitia kejuaraan tersebut.

Sabtu, 08 Juli 2017

Photo Halal Bihalal PSHT Cabang Kutai Timur Tahun 2017

Photo Halal Bihalal PSHT Cabang Kutai Timur Tahun 2017 - Kegiatan Halal Bihalal Persaudaraan Setia Hati Terate ini selalu kami adakan setiap tahun pada bulan syawal untuk mempererat tali silaturahmi dan moment saling memaafkan di suasana yang fitri ini.

Kangmas Haji Suyatno ( Ketua Cabang), Kangmas Didik ( Ketua Ranting Sangatta), Mbak Sus (Istri Kangmas H. Suyatno)

Sejarah Istilah “Halal Bi Halal”

Jika kita perhatikan, istilah “Halal Bi Halal” merupakan sebuah frase/kalimat yang mengandung kata-kata dalam Bahasa Arab, yaitu halal dan bi. Namun demikian, nyatanya frase halal bi halal tidak akan anda termukan dalam kamus bahasa Arab baik klasik atau modern, tidak pula anda temukan dalam percakapan sehari-hari bangsa Arab, karena memang istilah halal bi halal ini merupakan sebuah istilah unik made in Indonesia.

Sebagaimana dituturkan oleh KH Fuad Hasyim (alm) dari Buntet Cirebon, penggagas istilah halal bi halal ini adalah KH Abdul Wahab Hasbullah, seorang ulama besar Indonesia yang karismatik dan berpandangan modern, hidup pada masa penjajahan dan masa-masa awal Negara Indonesia.

Setelah Negara Indonesia merdeka pada tahun 1945, Indonesia menghadapi babak baru dalam menghadapi masalah pasca kemerdekaan. Pada tahun 1948 Indonesia dilanda gejala disintegrasi bangsa, di mana para elit politik saling bertengkar, sementara pemberontakan mulai terjadi di mana-mana.

Pada pertengahan bulan Ramadhan tahun 1948, Presiden Soekarno memanggil KH Wahab Hasbullah ke istana negara. Beliau dimintai saran agar Bung Karno dapat menyelesaikan situasi pelik dari politik di Indonesia saat itu. Kiai Wahab mengusulkan agar Bung Karno mengadakan acara silaturrahmi antar elit politik, karena sebentar lagi adalah hari raya Idul Fitri di mana umat islam disunnahkan untuk bersilaturrahmi
Sumber : kompasiana









Senin, 09 Januari 2017

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com